Minggu, 10 April 2011

Artikel (Belajar Tiada Henti)

Belajar tiada Henti

(Oleh : Dr H Arief Rachman)

S

uatu proses yang harus dan dituntut tetap ada dalam diri setiap manusia adalah belajar. Dengan belajar, manusia akan menjadi lebih baik, tidak terjebak pada kesalahan/ kegagalan yang sama, cerdas, bijaksana, adil, taat kepada Allah SWT, juga mendapat sejuta kebaikan lain.

Sebagai suatu proses tanpa henti, belajar seharusnya dilakukan setiap waktu, di setiap tempat dan kesempatan. Sedangkan formalitasnya dilakukan di sekolah, sebagai rangkaian kegiatan belajar yang dilembagakan dalam rangka membentuk konsep manusia seutuhnya.

Ironisnya, belajar, meskipun merupakan bagian yang tidak bisa ditawar-tawar dalam kehidupan manusia, seringkali menjadi kegiatan yang tidak menarik perhatian. Rasa malas dan rendahnya motivasi menjadi fenomena umum. Implikasinya, prestasi siswa pun menurun.

Tak berhenti di situ, keengganan serta rasa malas itu juga dapat menjalar pada sikap-sikap negatif lainnya, misalnya tawuran, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, dan seba­gainya. Hal ini terjadi karena anak yang tidak tertarik belajar, Itu mengalihkpn rasa ketertarikannya pada hal lain yang lebih menan­tang dan menarik bagi mereka.

Kalau sudah begini, guru dan orang tua baru tersentak dan segera mencari sotusi. Berbagai teori, kiat, maupun nasihat diingat kembali. Tak jarang usaha-usaha yang mereka lakukan itu gagal atau berhasil sementara, karena mengubah perilaku tak semudah membalik telapak tangan.

Berbagai teori yang diperuntukkan bagi peningkatan motivasi dan semangat belajar tak lagi kuasa menunjukkan kekuatannya, karena hanya dimunculkan, didiskusikan, dan diharapkan akan diterapkan. Penerapan inilah yang sulit dibahasakan pada praktik belajar sehari-hari.

Kemalasan belajar sebenarnya muncul dari kata belajar itu sen­dlri. Dalam masyarakat kita, makna belajar tereduksi menjadi hanya berupa aktivitas di dalam kelas, harus ada buku, guru, dan siswa, serta ada target-target yang harus dikuasai. Dengan pemahaman ini, maka kita belajar menjadi sangat membosankan. Yang dimunculkan bukan rnotivasi internal, tapi malah motivasi eksternal.

Pemahaman Islam mengenai belajar, sangatlah berorientasi pada motivasi internal. Dalam beberapa hadis disebutkan bahwa manusia ditekankan untuk menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat. Pernahaman ini kemudian dijadikan konsep untuk menggiat­kan belajar seumur hidup (long life education). Surat AI Mujadilah [58J ayat 11 mengungkapkan, "Allah akan meninggikan orang­orang yang beriman dan berilmu sebanyak beberapa derajat."

Mengapa seorang Muslim mau belajar seumur hidup? Motivasi belajar dalam Islam bukanlah untuk mencari pekejaan. Dalam Islam, belajar itu ibadah atau sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Karena bagian dari ibadah, maka umat Islam harus melakukannya sepanjang hidup.

Jika motivasi belajar adalah untuk mendapatkan pekerjaan, maka pembodohan terhadap pemahaman belajar sudah sangat membahayakan. Orang yang sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan tujuannya, tidak mau lagi belajar.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Face. All rights reserved.
Blogger Template by