Minggu, 10 April 2011

Artikel (Kawan dan Lawan)

Kawan dan Lawan

(Oleh: W Lilik )

W

ahai orang-orang yang beriman janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai kawan / penolong kalian dengan penuh kasih sa­yang, sementara mereka sendiri telah mengingkari kebenaran yang telah datang kepada kalian. (QS AI Mumtahanah [60] : 1) Imam AI Qurthubi mengatakan bahwa ayat ini menjadi dasar tidak bolehnya menjadikan musuh sebagai teman. Kita akan dapat melaksanakan seruan ayat ini dengan baik kalau kita dapat menentukan dengan baik siapa kawan dan siapa lawan.

Kita mungkin mengatakan kawan adalah siapa saja yang ber­sikap baik kepada kita. Sedangkan lawan adalah siapa saja yang memusuhi kita. Perkataan seperti ini tidak sepenuhnya tepat. Se­bagai seorang Muslim, selayaknya kita merujuk kepada Alquran dan sunah untuk menentukan siapa kawan dan siapa lawan serta bagaimana seharusnya kita bersikap. Allah SWT dalam Surat An­Nisa ayat 101 telah menegaskan kepada kita siapa musuh kita. Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan, "Sesungguhnya orang­ orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagi kalian."

Jadi, jelaslah bahwa orang kafir itulah sebenarnya musuh kita. Apalagi jika mereka secara terang-terangan memusuhi kita bahkan memerangi kita, kaum Muslimin. Kita tidak boleh berte­man dengan mereka atau bahkan memberi bantuan walau hanya berupa dukungan moral. Begitulah seharusnya sikap kita kepada orang-orang kafir.

Larangan Allah itu dapat kita temukan dalam banyak ayat. Firman-Nya, 'Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang kafir sebagai wali dengan meninggalkan orang Mukmin."(QS An Nisaa' :28). Wali yang dimaksud di sini juga bisa berarti pemimpin. Dengan demikian, ayat ini juga melarang kaum Mukmin untuk menjadikan orang kafir sebagai pemimpinnya.

Ada juga ayat yang menyebutkan, "Wahai orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman dekat. Sebagian mereka adalah penolong sebagian yang lain, barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka seba­gai teman dekat maka sesungguhnya orang itu termasuk golong­an mereka." (QS AI Maidah :51). Memihak atau bahkan memban­tu orang-orang kafir, berarti juga menjadi bagian dari mereka.

Lalu siapa kawan kita? Sangat jelas bahwa kaum Musliminlah kawan kita bahkan saudara kita. "Sesungguhnya kaum mukmin itu bersaudara." (QS AI Hujurat : 10). Muslim yang berada di belahan dunia manapun adalah juga saudara bagi Muslim di tempat lain. Karena itulah, semestinya seluruh umat Islam ikut menderita saat kaum Muslimin di Afghanistan, Palestina, Irak, juga tempat lain dianiaya. Ayat ini juga mewa­jibkan umat Islam untuk terus menguatkan rasa solidaritasnya.

Sesama Muslim itu bagaikan satu tubuh. Saat ada bagian tubuh yang terluka, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit­nya. Karena itulah, penderitaan umat Islam di tempat laini se­mestinya juga menjadi penderitaan kita sesama Muslim. Ja­ngan sekali-kali menjadi pengkhianat yang mengkhianati Allah, Rasul, dan kaum Muslimin.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2010 Face. All rights reserved.
Blogger Template by